Indonesia merupakan lokasi peneluran penyu atau yang disebut dengan (nesting place). Selain itu, banyak makanan penyu yang tersedia di Indonesia yang merupakan feeding area, di Indonesia sendiri terdapat 6 jenis penyu dari total 7 jenis yang tersebar di Dunia.
Namun pada saat ini populasi penyu di Indonesia mengalami penurunan yang diakibatkan oleh penyalahgunaan yang dilakukan manusia, dimakan oleh predator alami, atau ketidak mampuan tukik atau anak penyu yang dapat survive di lautan setelah dilepaskan dari bibir pantai.
Pada pantai Goa Cemara sendiri sudah berdiri Konservasi Penyu Mino Raharjo yang dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dusun Patihan. Konservasi ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah tukik atau anak penyu untuk dilepas di Pantai. Pada pengelolaannya, konservasi ini masih menggunakan alat konvensional, dimana pengelola melakukan pergantian air laut pada kolam tukik secara manual yang memerlukan usaha lebih dalam melakukannya, mengingat ombak pada Laut Selatan yang cenderung besar dan berisiko. Pergantian air biasanya dilakukan di pagi hari oleh pengurus konservasi setempat.
Penyelamatan telur penyu biasanya dilakukan pada malam hari atau patroli oleh Pak Timan (pengelola konservasi) secara rutin demi menyelamatkan telur penyu di pantai untuk menjaga kelestarian penyu, mengingat tidak semua bayi penyu yang dilepaskan mampu bertahan hingga dewasa, Pak Fajar selaku bagian dari divisi promosi Konservasi mengungkapkan bahwa, “Kebanyakan tukik mati karena berpotensi salah makan, selain itu banyaknya pembuangan sampah di laut mengakibatkan tukik atau penyu memakan plastik. Penyu tidak memiliki insting untuk membedakan apakah itu makanannya atau bukan”.
Selain itu, Pak Fajar juga memberikan pesan kepada Civitas Akademika bahwa,”untuk mencintai penyu tidak perlu datang ke konservasi, namun bisa dilakukan dari rumah seperti mengedukasi masyarakat dan membiasakan untuk mengurangi sampah karena itu juga dapat berdampak pada kelangsungan kelestarian penyu”. Hal ini menyadarkan bahwa kita sendiri dapat berkontribusi untuk menjaga kelestarian dan terjaganya ekosistem laut dengan melakukan perubahan kecil seperti meminimalisir sampah yang kita pakai, hingga mengedukasi masyarakat luas melalui campaign atau sosialisasi di social media.